ada-ada saja

Oleh : ibnu WIcaksono

ada-ada saja tanah ini
manjanya kalah akar
menggeliyat pada tanah lain
menggambut pada lumpur bangkai
teriakannya bernada sakit
dan ku rasa itu sandiwara
mana ada tanah terbang lalu turun tanpa satu warna pun
hahaha
tawaku tak tertahankan dalam hati
ku coba tak tersambar di lidahnya
dikira nanti aku durhaka
maka itu, ku ikuti saja permainan palsunya
mata tak lagi sama warna
warna tak lagi cerahkan mata
karena mata dan warna jauh dari kepala
hahaha
tak kuat ku tahan tawa dalam….

By ibnuwicaksono Dikirimkan di Puisi

takkan ku relakan kata-kataku kau beli

Oleh : Ibnu Wicaksono

ini hanyalah kumpulan kata yang telah ku buang ke tempat sampah
ku coba mendaur-ulangnya
merangkainya dengan pola rasa
mencipta benda kata yang baru
takkan ku jual
takkan ku berikan pada siapapun
‘kan ku simpan dalam museum coretan kata-kataku
biar terabadikan di sana
biarkan saja orang merasakan
dan aku senang itu
tapi,
dan tapi, perlu kau ingat
perlu kau tanamkan dalam dadamu
berapapun uang kau punya
takkan ku relakan kata-kataku kau beli
karena kata-kata ini tak ada di manapun
hanya satu
dan tersimpan

By ibnuwicaksono Dikirimkan di Puisi

coba senandungkan syair perjuangan

dimensi waktu menggapai tengah langit
esok tak lagi jadi tangis
meski masih tersisa serpihan luka
kuncup mata terbuka kembali
coba senandungkan syair perjuangan
menepis resah sirnakan gelisah
dunia hanyalah fana
dunia jua penentu sepanjang masa
Ahh…
aku bukan pemimpi lagi
aku bukan pengemis lagi
aku bukan penangis lagi
aku tak kan tertidur lagi
mulutku tadi ku taruh mana
mata dan tanganku juga
mengapa aku lupa?
“tak jadi penghalang kayaknya”, sambut hatiku
“teruslah melangkah”, kata kakiku

By ibnuwicaksono Dikirimkan di Puisi

jam enam lewat tujuh

Oleh : Ibnu wicaksono

jam enam lewat tujuh
ku pandangi elok tubuhnya
ku pegangi bayangan lembutnya
hati menghentak
menjeritkan keterpikatan
Tuhan terburu-buru
ini masih dunia palsu
ada saja ia ciptakan bidadari
berkerudung ungu sedikit menuju merah layu
aku terpikat
kalbu tersayat
kaku menggeliyat
gigi tipisnya
elok matanya
menggetarkan kakiku
tak tahan berpijak dalam pesona
ingin segera beranjak
iya, meraih senyum tipisnya
ia membisikkan pada linangan air mataku
“aku memalsu”, gerutunya
ah, tak soal bagiku
aku masih terpikat

By ibnuwicaksono Dikirimkan di Puisi

diam terpaku

Oleh : Ibnu Wicaksono

aku diam terpaku
menatap pelupuk mata ibu
rambut menggelung rayu
mulutnya menyanyikan lagu rindu
“ia rindu ayahku”, pikirku
tak juga nenekku
mulai angkat bahu tunjukkan permataku
coba menyeyumkan ibu
“buka matamu, ini tangammu”, nenek menggerutu
sedang aku
tersenyum dalam bungkam
menyanyi dalam bisu
alangkah indahnya nyawa
coba syukuri apa yang telah ada
lalu mereka hilang
tinggalkan bayangan
tapi,
mengapa mereka masih menyorot dan melotot
tetap mengangkat pinggangku
masih saja memikul air mataku
menyenyum

By ibnuwicaksono Dikirimkan di Puisi

tiada setia

Oleh : Ibnu Wicaksono

kemana setia?
apa telah sirna oleh baru
sudah tak turun lagi
terus terbang tinggalkan bayangan
setia pergi menghilang
menjauhi kelam
tak ada kepala dan mata
semua hanya mulut menggema

By ibnuwicaksono Dikirimkan di Puisi

aku merindukanmu

Oleh : Ibnu Wicaksono

sorni hutaktur kebugi
mungaw sumal delang
beju dirni menrisep
takda kepuj yakucin
kuharang memrinku
pahat yadina mempejiwku
dakuter kelangsen
menyra rinku yabedal
kasih, aku merindukanmu

By ibnuwicaksono Dikirimkan di Puisi